BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 06 September 2009

Tikus Rusa, Ikon Baru Ilmu Biologi

Tikus rusa pucat kecil yang hidup di bukit-bukit pasir di Nebraska, Amerika Serikat, dipastikan bakal mengorbit sebagai ikon baru ilmu biologi. Tikus-tikus itu berevolusi dengan melahirkan generasi yang berbulu cokelat pasir sebagai alat kamuflase hanya dalam hitungan beberapa ribu tahun.

Tikus rusa adalah mamalia yang menyebar dan melimpah di Amerika Utara. Disana mereka memiliki bulu gelap yang memungkinkan mereka sembunyi diantara warna tanah yang gelap dari predatornya burung hantu dan bangsa elang.

Tapi di Sand Hills, Nebraska, tikus-tikus itu memiliki warna bulu pucat sesuai pasir gurun yang menjadi habitatnya. Sifat mutasinya yang alami dan cara menurunkannya turun temurun secara alami pula menjadikan tikus rusa satu contoh untuk mempelajari bukti alam menyeleksi penghuninya.

Tikus rusa menjadi contoh yang lebih sempurna dibandingkan dengan jenis ngengat terkenal yang hidup di Inggris sebelah utara. Selama puluhan tahun, ngengat itu, Biston betularia, disanjung sebagai contoh satwa liar yang beradaptasi dengan lingkungannya lewat proses seleksi alam.

Dulu sekali ngengat Biston berwarna pucat dan bisa bersembunyi diantara warna kulit-kulit kayu. Tapi dengan semakin luasnya polusi pascaRevolusi Industri sehingga kulit pepohonan tertutup jelaga dan predator jadi lebih mudah memburunya, ngengat lama kelamaan beradaptasi dengan melahirkan generasinya yang berwarna tubuh lebih gelap.

Dalam kasus kedua spesies, perubahan warna berevolusi cepat karena seleksi yang dipicu penglihatan predator,” kata Profesor Hopi Hoekstra dari Harvard University. Meski begitu, Hoekstra menambahkan, proses evolusi dalam kasus yang terakhir terjadi lebih alami--bukan karena polusi ciptaan manusia.

Dalam kasus tikus rusa, Hoekstra dan kawan-kawannya juga sudah menemukan gen yang bertanggung jawab untuk evolusi itu. Mereka berhasil mengungkap berapa lama tepatnya proses evolusi itu makan waktu.

0 komentar: